Rabu, 29 Juli 2015

Tugas Sunnah Softskill (bahasa indonesia 2)



PENULISAN ILMIAH
·         Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.

·         Macam Karya Tulis Ilmiah
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
·         MAKALAH
Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
·         SKRIPSI
Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
·         TESIS
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
·         DISERTASI
Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
·         ARTIKEL
Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66).  Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas(Tartono2005:84).

Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau “karkhas” (Pranata2002:120).

Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
·         ESAI
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai.
·         OPINI
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
·         FIKSI
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah ‘kebenaran’ yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini.
Di Perguruan Tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
·         Tujuan Dan Kegunaan
Pada hakikatnya penulisan karya ilmiah pada mahasiswa bertujuan:
Ø  Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Ø  Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Ø  Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara STAIN dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Ø  Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

·         Kesalahan Yang Sering Terjadi
Sebetulnya mahasiswa terlebih para sarjana memiliki modal kemampuan menulis. Hanya saja kemampuan tersebut haruslah senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang mahasiswa serta sarjana yang memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses daripada yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Beberapa bentuk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain:
Ø  Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
Ø  Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
Ø  Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
Ø  Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar.
Ø  Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri).
Ø  Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
Ø  Isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi.
Ø  Isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentangtindaklanjutgagasantersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Tugas Sunnah Softskill (bahasa indonesia 2)



Dampak Positif Musim Hujan Dan Musim Kemarau
Musim Hujan
·         Dampak Positif
1.    Cuaca menjadi lebih baik
2.    Karena pada musim huja suhu biasanya lebih rendah dibandingkan musim kemarau sehingga cuaca akan terasa lebih sejuk.
3.    Menyuburkan tanah akibatnya turun hujuan.
4.    Dengan hujan turun tanah dapat lebih subur dan tidak kering.
5.    Air berlimpah
6.    Karena banyaknya air yang turun saat hujan dan daerah yang sering kekeringan tidak mengalami kekeringan.
7.    Bagi daerah yang sering mengalami kekeringan maka dengan adanya musim hujan yang lebih panjang persediaan air menjadi lebih banyak dan masa tanam bagi kebun lebih panjang.
8.    Suplai air di daerah tangkapan air seperti waduk, embung dan danau akan lebih banyak sebagai persediaan untuk pertanian dan air minum di musim kemarau.

·         Dampak Negatif :
1.    Susah untuk melakukan aktifitas.
2.    Karena hujan yang terus menerus, orang akan susah untuk melakukan aktifitas di luar rumah.
3.    Hujan yang sangat deras dapat mengakibatkan banjir di beberapa daerah rawan seperti  kota-kota besar. Karena di kota-kota besar umumnya tidak banyak perpohonan, sehingga tidak ada yang menyerap air hujan.
4.    Banjir yang terus menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit.
5.    Ketika banjir terjadi banyak rumah-rumah warga yang tergenang dan banyak sampah yang menumpuk hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit.
6.    Berpotensi menyebabkan tanah longsor.
7.    Hujan yang terus menerus yang sangat lebat dapat membuat tanah terkikis.
8.    Kecepatan angin tinggi berpotensi merusak.
9.    Pada saat angin muson barat umumnya angin akan bertiup kencang dan akibatnya akan merusak daerah sekitar.
10. Gelombang laut menjadi tinggi sehingga mengganggu mata pencaharian para nelayan dan transportasi laut. Jika gelombang laut makan nelayan akan susah untuk melaut karena perahu akan susah di kendalikan.
11. Hujan deras yang terus menerus dapat mengakibatkan beberapa tanaman menjadi rusak. Hujan yang terus menerus juga tidak baik bagi tanaman, pada saat hujan deras tanaman banyak yang rusak seperti tumbang.

Musim Kemarau
·         Dampak Positif :
1.    Lebih mudah melakukan aktifitas.
2.    Ketika cuaca cerah orang akan lebih mudah berpergian untuk melakukan aktifitas di luar rumah daripada saat musim hujan.
3.    Pakaian lebih cepat kering.
4.    Dengan adanya sinar matahari pakaian akan lebih cepat kering karena mendapatkan sinar matahari lebh banyak.
5.    Panas matahari dapat menguapkan air laut. Air laut mengandung garam, jika air laut duapkan akan terbentuk garam. Proses pembentukan garam memerlukan sinar matahari atau suhu yang panas untuk hasil lebih baik.
6.    Nelayan lebih mudah untuk melaut dan transportasi laut lancer.
7.    Ketika cuaca cerah maka nelayan akan lebih mudah mencari ikan karena tidak adanya hujan atau angin kencang dan transportasi laut juga tidak terganggu.
8.    Dengan adanya musim kemarau bencana tanah longsor dan banir tidak akan sering terjadi karena tidak ada hujan yang begitu deras.
9.    Dapat digunakan sebagai PLTS
10. Dengan sina matahari yang lebih terik dapat di manfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya.

·         Dampak Negatif :
1.    Pada daerha-daerah tertentu yang minim air akan mengalami kekeringan.
2.    Jika musim kemarau yang berkepanjangan  pada daerah-daerah tertentu air sungai akan mongering.
3.    Petani akan kesulitan untuk mengairi sawah.
4.    Musim kemarau yang berkepanjangan dapat mengakibatkan petani kesulitan mendapatkan air karena minimnya persediaan air.
5.    Jika temperature udara tinggi akan lebih sering berkeringat.
6.    Cuaca panas membuat orang lebih sering berkeringat dan akibatnya akan menjadi cepat lelah.
7.    Karena panas yang berkepanjangan dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan pada hutan-hutan yang gundul.
8.    Musim kemarau yang terlalu panjang dapat mengakibatkan petani gagal panen. Jika musim kemarau yang berkepanjangan petani akan susah untuk mendapatkan air.

Selasa, 28 Juli 2015

Tugas Sunnah Softskill (bahasa indonesia 2)



Tips Terhindar Kebakaran di Rumah
Akhir-akhir ini musibah kebakaran kerap melanda rumah-rumah di Indonesia. Penyebab terjadinya kebakaran dirumah bisa sangat beragam, mulai dari kompor meledak, hubungan arus pendek, meletakkan bensin dan zat yang mudah terbakar di tempat yang salah, dan masih banyak lagi. Bila dilihat secara sekilas, semua kejadian itu kebanyakan berawal dari keteledoran manusia.
Memang, sebagai manusia biasa tentu sangat wajar bila sesekali kita melakukan kesalahan. Tetapi, bila kesalahan yang kita lakukan akan mengakibatkan bahaya seperti kebakaran ini, tentu keteledoran kita tak boleh menjadi alasan sehingga kita memaklumi musibah ini.
Meski musibah kebakaran dapat terjadi tanpa diduga, namun minimal kita bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah terjadinya kebakaran di rumah. Tindakan preventif ini tentu akan sangat membantu Anda dan keluarga dalam menyelamatkan diri serta rumah Anda dari kerugian besar akibat kebakaran. Langkah-langkah kecil di bawah ini mungkin dapat membantu Anda dalam mencegah serta melindungi Anda serta rumah Anda dari bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemantik dan korek api dari jangkauan anak-anak
Anak-anak terkadang memiliki rasa keingintahuan yang besar. Maka dari itu, bila terdapat korek atau pemantik api di dekat mereka, bisa saja mereka memainkannya dan jika Anda lengah mengawasi, maka pemantik api ini bisa mengenai benda-benda disekitarnya serta membakarnya.
2. Jauhkan benda yang mudah terbakar dari jangkauan sumber api
Lilin merupakan benda yang sangat diperlukan ketika mati lampu. Tetapi, benda ini dapat seketika berubah menjadi bencana bila tak diletakkan di tempat yang aman. Lilin sangat mudah jatuh atau roboh dan mengenai benda-benda sekitarnya. Bila benda di sekitarnya merupakan jenis benda yang mudah terbakar, maka api lilin dapat dengan mudah menjadi besar dan memicu kebakaran. Untuk itu, pastikan benda-benda seperti kertas, kain, dan furnitur yang terbuat dari kayu tidak diletakkan dekat dengan lilin atau sumber api lain.
3. Berhati-hatilah ketika merokok dalam ruangan
Kebiasaan merokok dalam ruangan selain tidak baik bagi kesehatan seluruh anggota keluarga, hal ini juga mampu memicu kebakaran. Ya, terkadang bara api yang ada di puntung rokok tidak benar-benar mati ketika dibuang dalam tempat sampah atau diletakkan dalam asbak. Bara api ini meskipun kecil, namun dapat menimbulkan percikan api yang mampu membakar benda-benda di sekitarnya. Cara mencegahnya yakni dengan memastikan bahwa bara api rokok telah benar-benar padam sebelum dibuang. Selain itu, rajin-rajinlah membersihkan asbak, sehingga tidak terdapat puntung rokok yang menumpuk di dalamya sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bara api kecil di dalam asbak tersebut.
4. Jangan dekati perapian dengan pakaian atau atribut yang berumbai
Bila Anda atau anggota keluarga Anda ingin mendekati perapian, kompor, lilin, atau akan menggunakan sumber api lain, pastikan untuk tidak menggunakan pakaian atau atribut lain yang berumbai atau berjuntai-juntai. Hal ini sangat riskan dan akan mudah terbakar bila bagian dari atribut pakaian Anda terkena api.
5. Gunakan alat-alat kelistrikan secukupnya
Kita kerap menggunakan alat-alat listrik diluar kewajaran, seperti misalnya menyalakan televisi ketika kita tidur atau tetap menyalakan komputer ketika kita tak menggunakannya. Penggunaan alat-alat kelistrikan yang berlebihan selain membuat tagihan listrik di rumah menjadi tinggi, juga dapat membuat alat kelistrikan itu menjadi panas dan akhirnya memicu hubungan arus pendek.
6. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah
alat pemadam kebakaran tidak hanya dibutuhkan di area-area publik. Di rumah kita pun seharusnya tersedia alat pemadam kebakaran sebagai langkah antisipasi untuk mencegah kebakaran di rumah. Tempatkan alat ini di area yang dekat dengan sumber api, seperti di dekat perapian, di dapur, dan bahkan di garasi. Namun, pastikan bahwa alat pemadam kebakaran ini berfungi dengan baik ketika dibutuhkan. Perhatikan pula tanggal kadaluwarsanya dan ganti tabung tersebut bila sudah berkarat.
7. Pasang pendeteksi asap
Pendeteksi asap atau Smoke Detector kini menjadi benda yang banyak dipasang di rumah-rumah. Alat ini biasanya dipasang di langit-langit dan bekerja melalui sensor yang dapat mengenali asap dengan intensitas tinggi yang menandakan adanya sumber api tak wajar di dalam rumah. Seketika itu juga, pendeteksi asap akan mengeluarkan air untuk memadamkan api tersebut. Alat ini sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko kebakaran di rumah.
8. Rencanakan jalur evakuasi
Ketika terjadi kebakaran di dalam rumah, tentu hal yang menjadi pemikiran Anda adalah berusaha memadamkan api tersebut. Namun, bila Anda merasa api terlalu besar dan Anda tak mampu memadamkannya, maka Anda akan dengan segera melarikan diri. Untuk itu, perlu direncanakan sebuah jalur evakuasi sebagai antisipasi bila kebakaran atau musibah lain terjadi dalam rumah Anda. Anda bisa memasang tali atau tangga di dekat jendela, terutama jendela yang ada di lantai atas dimana Anda bisa menggunakannya untuk jalur evakuasi.