TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIBALIK BLACKBOX
Hallo pengunjung my blog berbicara
tentang Black Box pasti tidak jauh dengan pesawat terbang. Yups! Black Box
adalah suatu alat yang digunakan dalam bidang transportasi yang berfungsi
merekam data penerbangan (flight data recorder atau FDR) dan perekam suara
kokpit (cockpit voice recorder atau CVR) yaitu untuk merekam pembicaraan antara
pilot dan pemandu lalu lintas udara atau ATC serta untuk mengetahui tekanan
udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.
Awalnya ide pembuatan Black Box
diambil dari sebuah alat tape recorder yang berukuran saku untuk dilanjutkan
menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam penerbangan.
Alat rekaman ini kemudian dimasukkan
ke dalam kotak baja yang kuat untuk menjaga agar tidak ikut hancur ketika
kecelakaan pesawat.
Kotak ini kemudian dilapisi asbes
tahan api sehingga kabel-kabelnya tidak ikut rusak karena panas. Alat
perekam data penerbangan ini, umumnya menggunakan pita perekam selayaknya kaset
pada tape recorder. Namun perkembangan baru, kini telah digunakan FDR ataupun
CVR yang merekam menggunakan chip memori khusus. Muncul kekhawatiran
pembicaraan para pilot selama penerbangan tersiar ke masyarakat umum dan
disalahgunakan.
Untuk mengatasi ini dibuatkan
komputer khusus yang disambungkan ke perekam dengan bantuan grafik bisa
dihasilkan gambar dari setiap kejadian.
Dalam perkembanganya. FDR dan CVR
tidak lagi menggunakan magnetic tape sebagai media penyimpanan informasinya
melainkan dengan menggunakan Microchip Solid State.
Hal ini dikarenakan beberapa
keunggulan dibandingkan dengan magnetic tape diantaranya :
1. Solid state mampu merekam data
FDR sekitar 700 parameter, sedangkan magnetic tape hanya hanya sekitar 100
parameter.
2. Solid state mampu merekam data
CVR selama 22 jam/siklus, sedangkan magnetic tape hanya mampu 30 menit/siklus.
Untuk dapat dianalisis data dan FDR
dan CVR dibaca dengan menggunakan peralatan dan piranti lunak khusus. Di
Amerika Serikat hal ini dilakukan di laboratorium badan keselamatan
transportasi nasional National Transportation Safety Board (NTSB),
yang memperoleh Read Out System dan Software dan pembuat Black Box. Proses ini
dapat memakan waktu mingguan bahkan berbulan-bulan. Hasil analisa dan Black Box
bukanlah satu-satunya sumber untuk dapat menyimpulkan penyebab suatu
kece-lakaan. Para penyelidik di Indonesia yang dilaksanakan oleh Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus menggabungkan dan
mengsinkronisasikannya dengan berbagai macam temuan lainnya untuk dapat
menyimpulkan
secara utuh dan komprehensif.
Badan Otoritas Penerbangan Amerika
Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) mewajibkan pesawat
terbang komersial merekam sedikitnya 11 hingga 29 parameter, tergantung dari
ukuran pesawat yang kemudian aturan ini diperbaharui pada tanggal 17 Juli 1997.
Pesawat yang dibuat sesudah tanggal 19 Agustus 2002 diwajibkan untuk memiliki
Black Box untuk merekam sedikitnya 88 parameter.
Seiring dengan perkembangan teknologi,
Black Box (Kotak Hitam) ini juga terus dioptimasi agar fungsinya bisa semakin
maksimal. Contoh kecil dahulu awal-awal ditemukan alat perekamnya masih
menggunakan pita kaset biasa sekarang sudah diubah menjadi sebuah chip yang
memiliki memori yang khusus, bahkan ada yang mengusulkan tidak hanya bisa
merekam suara (voice), kedepan sebuah Black Box (Kotak Hitam) bisa dilengkapi
dengan video recorder untuk merekam aktivitas pilot dan co pilot pada
detik-detik menjelang kecelakaan.
Dalam TIK dibalik BLACKBOX ini dapat
dilihat dari kejadian AIRASIA QZ8501 yang terjadi kecelakaan pada Minggu,
28/12/2014 di Selat Karimata, tentang pencarian Black
Box yang menjadi fenomena bagi para Tim Pencaharian dan berita-berita
tentang Black Box yang dianggap suatu alat yang
sangat penting di balik tragedi kecelakaan AirAsia
QZ8501.
Dalam setiap kecelakaan pesawat
terbang hal pertama yang dipikirkan oleh setiap orang adalah keberadaan Black
Box. Tetapi berapa banyak dari anda tentang Black Box?
Setiap perusahaan penerbangan baik komersil maupun militer wajib memasang
perekam suara di kokpit dan perekam data dalam penerbangan. Ini adalah dua alat
terpisah yang biasa kita sebut sebagai "Black
Box". Kedua alat ini penting dalam dunia penerbangan karena akan
membantu peneliti kecelakaan pesawat sebelum kecelakaan itu terjadi.
Black Box atau Kotak Hitam adalah sekumpulan perangkat yang
digunakan dalam bidang transportasi pesawat terbang. Alat ini umumnya merujuk
kepada perekam data penerbangan (flight data
recorder, FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit
voice recorder, CVR) dalam pesawat terbang.
Black Box berfungsi untuk merekam pembicaraan antara Pilot dengan
Pemandu Lalulintas Udara atau Air Traffic Control
(ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama
penerbangan.
- See more at:
http://mahessa83.blogspot.com/2015/01/sekilas-tentang-blackbox-pada-pesawat-terbang.html#sthash.S0Sr7nsm.dpuf
Walaupun dinamakan Kotak Hitam
atau Black Box tetapi sesungguhnya alat ini tidak berwarna hitam
melainkan berwarna jingga (orange)
hal ini disebabkan untuk mempermudah pencaharian jika pesawat tersebut
mengalami musibah atau kecelakaan.
Penempatan blackbox ini dilakukan
sedemikian rupa sehingga mudah untuk ditemukan. Umumnya disetiap pesawat
terbang terdapat dua unit blackbox. Satu ditempatkan dibagian depan pesawat dan
lainnya ditempatkan dibagian ekor pesawat yang diyakini merupakan bagian yang
utuh bila ditemukan.
Terdapat berbagai versi dalam
penemuan kotak hitam atau alat perekam dalam dunia penerbangan. Terlebih lagi
ketika kecelakaan pesawat terbang, seringkali pesawat hancur sehingga sulit
dicari sebab kecelakaan tersebut. Hal tersebut mendorong Dr.David Warren, seorang ahli ledakan, membuat alat
yang dapat merekam semua informasi sebelum terjadi kecelakaan.
Idenya diambil dari sebuah alat tape
recorder yang berukuran saku, dan disain dibuat di Australia, untuk dilanjutkan
menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam penerbangan. Alat ini ini
bisa merekam suara pilot dan semua data yang diterima dari 8 alat yang berbeda.
Semua data ini bisa dipisah dan menghasilkan data yang akurat tentang penyebab
kecelakaan. Alat ini kemudian dirancang untuk digunakan dalam perawatan dan
pemeliharaan pesawat. Sehingga diketahui bagian mana yang mengalami tekanan.
Alat rekaman ini kemudian dimasukkan
dalam kotak baja yang kuat untuk menjaga agar tidak ikut hancur ketika
kecelakaan pesawat. Kotak ini kemudian dilapisi Asbes tahan api sehingga
kabel-kabelnya tidak ikut rusak karena panas.
Masalah lain adalah ketika
kekhawatiran pembicaraan para pilot selama penerbangan tersiar ke masyarakat
umum dan disalahgunakan. Untuk mengatasi ini, dibuatkan komputer khusus yang
disambungkan ke perekam. Dengan bantuan grafik, bisa dihasilkan gambar dari
setiap kejadian.
Alat perekam dalam penerbangan ini, Flight
Data Recorder (FDR) atau Cockpit Data Recorder (CDR), umumnya
menggunakan pita perekam selayaknya kaset pada tape recorder. Namun
perkembangan baru, kini telah digunakan FDR atapun CDR yang merekam menggunakan
chip memory khusus.
Ketika terjadi insiden 11 September
2011 yang dikenal dengan 9-11, muncul usulan dari pihak keselamatan penerbangan
agar kokpit persawat dilengkapi dengan Video Data Recorder yang merekam
aktivitas dan situasi pilot saat penerbangan termasuk menit-menit terakhir
dalam kecelakaan untuk melihat situasisebenarnya.
Tujuan utama Black Box pada Cockpit Voice Recorder
adalah untuk mencatat pembicaraan kru pesawat dan memonitor setiap suara yang
terjadi pada kokpit. Seperti suara percakapan pilot,c0-pilot, suara mesin,
rekaman percakapan pilot dengan pesawat lain atau dengan menara pengawas.
Sehingga akan memudahkan para peneliti untuk mengetahui penyebab terjadinya
kecelakaan pada pesawat terbang.
Satu lagi alat yang dinamakan Flight Data Recorder yang berfungsi untuk
mencatat keadaan pesawat sebelum terjadi kecelakaan dan mencatat data-data
lainnya seperti waktu, ketinggian pesawat, kecepatan, cuaca, kecepatan
pesawat dan arah pesawat. Masih banyak lagi fungsi dari alat ini kalau
dijelaskan satu demi satu. Seperti gerakan pada sayap, pengukur bahan bakar,
auto-pilot.
Informasi yang ada pada perekam
Flight Data Recorder dari pesawat yang telah jatuh sangat berharga bagi para
peneliti untuk mencari alat ini karena akan menentukan penyebab dari kecelakaan
tersebut. Data yang terekam pada alat ini akan membantu penyelidik untuk
menghasilkan rekontruksi komputer video dari penerbangan. Sehingga penyelidik
dapat memvisualisasikan bagaimana kondisi pesawat sesaat sebelum kecelakaan
terjadi.
Flight Data Recorder dan Cockpit Voice Recorder adalah alat yang sangat
berharga bagi penyidik untuk mengetahui penyebab kecelakaan udara serta
membantu perjalanan udara seaman mungkin. Untuk kedepannya seiring dengan
kemajuan teknologi kemungkinan Balckbox atau alat perekam data dalam
penerbangan akan terus berinovasi dan terus berkembang untuk dapat lebih
canggih lagi dan dapat lebih diandalkan sehingga para penyelidik tidak perlu
susah payah untuk mengetahui perekam dan data yang ada pada BlackBox. Inovasi
lainnya terdapat pada MP3 Player, alat sederhana ini digunakan oleh
penggemar musik di seluruh dunia. Bisa menjadi bagian perangkat lunak perengkaman
pada BlackBox.
Pada tahun 2007, Perusahaan
penerbangan LoPresti, AS berencana memasang
perangkat perekam data penerbangan pada semua pesawat Piston Furi_nya.
Perusahaan percaya bahwa jika perangkat lunak sesuai untuk digunakan maka MP3
akan mampu merekam lebih dari 500 jam data waktu penerbangan.