Jumat, 30 Oktober 2015
Rabu, 29 Juli 2015
Tugas Sunnah Softskill (bahasa indonesia 2)
PENULISAN
ILMIAH
·
Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan
Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan
hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain
dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari
pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya
ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah,
surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti
dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
·
Macam Karya Tulis Ilmiah
Sesuai
dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam
bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum,
skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan
lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
·
MAKALAH
Makalah,
adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil
penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan
ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang
diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
·
SKRIPSI
Skripsi,
adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau
kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam
rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar
Sarjana.
·
TESIS
Tesis,
adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat
program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh
gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah
tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
·
DISERTASI
Disertasi,
adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat
Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk
memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis
kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan
multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi
filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
·
ARTIKEL
Artikel,
merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah,
surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah
karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu,
persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara
lugas(Tartono2005:84).
Artikel
merupakan:
karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu
panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur;
sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud
karangan berupa berita atau “karkhas” (Pranata2002:120).
Artikel
mempunyai
dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran
dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s
Dictionary yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a
journal (suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau
penerbitan atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat
untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau
pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan
dan bukti yang mendukung pendapatnya.
·
ESAI
Esai,
adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik
jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan
perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu
mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini
pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang
lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan
sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan
pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis
esai.
·
OPINI
Opini,
adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak
atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau
mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
·
FIKSI
Fiksi,
satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah
rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat
sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb
adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian,
dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut,
tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun
sebuah ‘kebenaran’ yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia
sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang
fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk
menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya,
fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Para pendukung
tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun
sering dimasukkan ke dalam golongan ini.
Di
Perguruan Tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan
karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir).
Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari.
·
Tujuan Dan Kegunaan
Pada
hakikatnya penulisan karya ilmiah pada mahasiswa bertujuan:
Ø Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Ø Menumbuhkan
etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Ø Karya
ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan
antara STAIN dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Ø Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
·
Kesalahan Yang Sering Terjadi
Sebetulnya
mahasiswa terlebih para sarjana memiliki modal kemampuan menulis. Hanya saja
kemampuan tersebut haruslah senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang
mahasiswa serta sarjana yang memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses
daripada yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Beberapa
bentuk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain:
Ø Salah
mengerti audience atau pembaca tulisannya.
Ø Salah
dalam menyusun struktur pelaporan.
Ø Salah
dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
Ø Salah
dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas
secara khusus) yang belum baik dan benar.
Ø Tata
cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan
seenaknya sendiri).
Ø Tidak
konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang
berubah-ubah).
Ø Isi
yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi
presentasi.
Ø Isi
justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Ciri-ciri
sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur
sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentangtindaklanjutgagasantersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Tugas Sunnah Softskill (bahasa indonesia 2)
Dampak Positif Musim Hujan Dan
Musim Kemarau
Musim Hujan
·
Dampak
Positif
1. Cuaca
menjadi lebih baik
2. Karena
pada musim huja suhu biasanya lebih rendah dibandingkan musim kemarau sehingga
cuaca akan terasa lebih sejuk.
3. Menyuburkan
tanah akibatnya turun hujuan.
4. Dengan
hujan turun tanah dapat lebih subur dan tidak kering.
5. Air
berlimpah
6. Karena
banyaknya air yang turun saat hujan dan daerah yang sering kekeringan tidak
mengalami kekeringan.
7. Bagi
daerah yang sering mengalami kekeringan maka dengan adanya musim hujan yang
lebih panjang persediaan air menjadi lebih banyak dan masa tanam bagi kebun
lebih panjang.
8. Suplai
air di daerah tangkapan air seperti waduk, embung dan danau akan lebih banyak
sebagai persediaan untuk pertanian dan air minum di musim kemarau.
·
Dampak Negatif :
1. Susah
untuk melakukan aktifitas.
2. Karena
hujan yang terus menerus, orang akan susah untuk melakukan aktifitas di luar
rumah.
3. Hujan
yang sangat deras dapat mengakibatkan banjir di beberapa daerah rawan
seperti kota-kota besar. Karena di
kota-kota besar umumnya tidak banyak perpohonan, sehingga tidak ada yang
menyerap air hujan.
4. Banjir
yang terus menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit.
5. Ketika
banjir terjadi banyak rumah-rumah warga yang tergenang dan banyak sampah yang
menumpuk hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit.
6. Berpotensi
menyebabkan tanah longsor.
7. Hujan
yang terus menerus yang sangat lebat dapat membuat tanah terkikis.
8. Kecepatan
angin tinggi berpotensi merusak.
9. Pada
saat angin muson barat umumnya angin akan bertiup kencang dan akibatnya akan
merusak daerah sekitar.
10. Gelombang
laut menjadi tinggi sehingga mengganggu mata pencaharian para nelayan dan
transportasi laut. Jika gelombang laut makan nelayan akan susah untuk melaut
karena perahu akan susah di kendalikan.
11. Hujan
deras yang terus menerus dapat mengakibatkan beberapa tanaman menjadi rusak.
Hujan yang terus menerus juga tidak baik bagi tanaman, pada saat hujan deras
tanaman banyak yang rusak seperti tumbang.
Musim Kemarau
·
Dampak
Positif :
1. Lebih
mudah melakukan aktifitas.
2. Ketika
cuaca cerah orang akan lebih mudah berpergian untuk melakukan aktifitas di luar
rumah daripada saat musim hujan.
3. Pakaian
lebih cepat kering.
4. Dengan
adanya sinar matahari pakaian akan lebih cepat kering karena mendapatkan sinar
matahari lebh banyak.
5. Panas
matahari dapat menguapkan air laut. Air laut mengandung garam, jika air laut
duapkan akan terbentuk garam. Proses pembentukan garam memerlukan sinar
matahari atau suhu yang panas untuk hasil lebih baik.
6. Nelayan
lebih mudah untuk melaut dan transportasi laut lancer.
7. Ketika
cuaca cerah maka nelayan akan lebih mudah mencari ikan karena tidak adanya
hujan atau angin kencang dan transportasi laut juga tidak terganggu.
8. Dengan
adanya musim kemarau bencana tanah longsor dan banir tidak akan sering terjadi
karena tidak ada hujan yang begitu deras.
9. Dapat
digunakan sebagai PLTS
10. Dengan
sina matahari yang lebih terik dapat di manfaatkan sebagai pembangkit listrik
tenaga surya.
·
Dampak
Negatif :
1. Pada
daerha-daerah tertentu yang minim air akan mengalami kekeringan.
2. Jika
musim kemarau yang berkepanjangan pada
daerah-daerah tertentu air sungai akan mongering.
3. Petani
akan kesulitan untuk mengairi sawah.
4. Musim
kemarau yang berkepanjangan dapat mengakibatkan petani kesulitan mendapatkan
air karena minimnya persediaan air.
5. Jika
temperature udara tinggi akan lebih sering berkeringat.
6. Cuaca
panas membuat orang lebih sering berkeringat dan akibatnya akan menjadi cepat
lelah.
7. Karena
panas yang berkepanjangan dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan pada
hutan-hutan yang gundul.
8. Musim
kemarau yang terlalu panjang dapat mengakibatkan petani gagal panen. Jika musim
kemarau yang berkepanjangan petani akan susah untuk mendapatkan air.
Selasa, 28 Juli 2015
Tugas Sunnah Softskill (bahasa indonesia 2)
Tips Terhindar Kebakaran
di Rumah
Akhir-akhir ini
musibah kebakaran kerap melanda rumah-rumah di Indonesia. Penyebab terjadinya kebakaran dirumah
bisa sangat beragam, mulai dari kompor meledak, hubungan arus pendek,
meletakkan bensin dan zat yang mudah terbakar di tempat yang salah, dan masih
banyak lagi. Bila dilihat secara sekilas, semua kejadian itu kebanyakan berawal
dari keteledoran manusia.
Memang, sebagai
manusia biasa tentu sangat wajar bila sesekali kita melakukan kesalahan.
Tetapi, bila kesalahan yang kita lakukan akan mengakibatkan bahaya seperti
kebakaran ini, tentu keteledoran kita tak boleh menjadi alasan sehingga kita
memaklumi musibah ini.
Meski musibah
kebakaran dapat terjadi tanpa diduga, namun minimal kita bisa melakukan beberapa cara
untuk mencegah terjadinya kebakaran di rumah. Tindakan preventif ini
tentu akan sangat membantu Anda dan keluarga dalam menyelamatkan diri serta
rumah Anda dari kerugian besar akibat kebakaran. Langkah-langkah kecil di bawah
ini mungkin dapat membantu Anda dalam mencegah serta melindungi Anda serta
rumah Anda dari bahaya kebakaran.
1.
Hindarkan pemantik dan korek api dari jangkauan anak-anak
Anak-anak terkadang memiliki
rasa keingintahuan yang besar. Maka dari itu, bila terdapat korek atau pemantik
api di dekat mereka, bisa saja mereka memainkannya dan jika Anda lengah
mengawasi, maka pemantik api ini bisa mengenai benda-benda disekitarnya serta
membakarnya.
2. Jauhkan benda yang
mudah terbakar dari jangkauan sumber api
Lilin merupakan benda yang
sangat diperlukan ketika mati lampu. Tetapi, benda ini dapat seketika berubah
menjadi bencana bila tak diletakkan di tempat yang aman. Lilin sangat mudah
jatuh atau roboh dan mengenai benda-benda sekitarnya. Bila benda di sekitarnya
merupakan jenis benda yang mudah terbakar, maka api lilin dapat dengan mudah
menjadi besar dan memicu kebakaran. Untuk itu, pastikan benda-benda seperti
kertas, kain, dan furnitur yang terbuat dari kayu tidak diletakkan dekat dengan
lilin atau sumber api lain.
3. Berhati-hatilah
ketika merokok dalam ruangan
Kebiasaan merokok dalam ruangan
selain tidak baik bagi kesehatan seluruh anggota keluarga, hal ini juga mampu
memicu kebakaran. Ya, terkadang bara api yang ada di puntung rokok tidak
benar-benar mati ketika dibuang dalam tempat sampah atau diletakkan dalam
asbak. Bara api ini meskipun kecil, namun dapat menimbulkan percikan api yang
mampu membakar benda-benda di sekitarnya. Cara mencegahnya yakni dengan
memastikan bahwa bara api rokok telah benar-benar padam sebelum dibuang. Selain
itu, rajin-rajinlah membersihkan asbak, sehingga tidak terdapat puntung rokok
yang menumpuk di dalamya sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bara api
kecil di dalam asbak tersebut.
4. Jangan dekati
perapian dengan pakaian atau atribut yang berumbai
Bila Anda atau anggota keluarga
Anda ingin mendekati perapian, kompor, lilin, atau akan menggunakan sumber api
lain, pastikan untuk tidak menggunakan pakaian atau atribut lain yang berumbai
atau berjuntai-juntai. Hal ini sangat riskan dan akan mudah terbakar bila
bagian dari atribut pakaian Anda terkena api.
5. Gunakan alat-alat
kelistrikan secukupnya
Kita kerap menggunakan alat-alat
listrik diluar kewajaran, seperti misalnya menyalakan televisi ketika kita
tidur atau tetap menyalakan komputer ketika kita tak menggunakannya. Penggunaan
alat-alat kelistrikan yang berlebihan selain membuat tagihan listrik di rumah
menjadi tinggi, juga dapat membuat alat kelistrikan itu menjadi panas dan
akhirnya memicu hubungan arus pendek.
6. Sediakan alat pemadam
kebakaran di rumah
alat pemadam kebakaran tidak
hanya dibutuhkan di area-area publik. Di rumah kita pun seharusnya tersedia
alat pemadam kebakaran sebagai langkah antisipasi untuk mencegah kebakaran di
rumah. Tempatkan alat ini di area yang dekat dengan sumber api, seperti di
dekat perapian, di dapur, dan bahkan di garasi. Namun, pastikan bahwa alat
pemadam kebakaran ini berfungi dengan baik ketika dibutuhkan. Perhatikan pula
tanggal kadaluwarsanya dan ganti tabung tersebut bila sudah berkarat.
7. Pasang pendeteksi
asap
Pendeteksi asap atau Smoke
Detector kini menjadi benda yang banyak dipasang di rumah-rumah. Alat ini
biasanya dipasang di langit-langit dan bekerja melalui sensor yang dapat
mengenali asap dengan intensitas tinggi yang menandakan adanya sumber api tak
wajar di dalam rumah. Seketika itu juga, pendeteksi asap akan mengeluarkan air
untuk memadamkan api tersebut. Alat ini sangat bermanfaat dalam mengurangi
resiko kebakaran di rumah.
8. Rencanakan jalur
evakuasi
Ketika terjadi kebakaran di
dalam rumah, tentu hal yang menjadi pemikiran Anda adalah berusaha memadamkan
api tersebut. Namun, bila Anda merasa api terlalu besar dan Anda tak mampu
memadamkannya, maka Anda akan dengan segera melarikan diri. Untuk itu, perlu
direncanakan sebuah jalur evakuasi sebagai antisipasi bila kebakaran atau
musibah lain terjadi dalam rumah Anda. Anda bisa memasang tali atau tangga di
dekat jendela, terutama jendela yang ada di lantai atas dimana Anda bisa
menggunakannya untuk jalur evakuasi.
Langganan:
Komentar (Atom)