Rabu, 22 Oktober 2014

Dampak Globalisasi



Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak positif dan negatif.

Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut.
A). Dampak Positif Globalisasi :
  1. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
  2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
  3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik. 
  4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. 
  5. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri. 
  6. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia. 
  7. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi). 
  8. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan. 
  9. Berkembangnya turisme dan pariwisata. 
  10. Meningkatkan pembangunan negara.
B). Dampak Negatif Globalisasi :
  1. Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
  2. Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang. 
  3. Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia. 
  4. Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar, Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang. 
  5. Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri. 
  6. Menghambat pertumbuhan sektor industri. 
  7. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) 
  8. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama. 
  9. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya. 
  10. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

Dampak Perkembangan IT Bagi Budaya


Pada zaman sekarang kita pasti tahu bahwa dampak perkembangan IT bagi budaya sangat pesat dan luas. Dalam Indonesia juga IT budaya kita tidak akan terkalahkan oleh negara asing atau negara lain yang memiliki IT lebih lebih luas ketimbang budaya kita sendiri.

 Beberapa Dampak Positif Perkembangan IT bagi Kebudayaan Indonesia, yaitu:

1.Pertukaran informasi berlangsung sangat cepat.
2. Memudahkan pekerjaan manusia. 
3.Pekerjaan yang dilakukan seseorang menjadi lebih efektif dan efisien 
4.System pembelajaran tidak harus tatap muka dengan guru karena dengan kemajuan TIK khusunya Internet kita bisa melakukan V-class. Dan masih banyak yang lainnya.



Dari banyaknya pengaruh positif perkembangan TI, tentunya akan menimbulkan juga dampak negatif. Dampak negatif yang akan saya bahas ini adalah dampak bagi kebudayaan Indonesia.
Yang diantaranya adalah:

1.Masuknya budaya asing yang tidak baik untuk anak Indonesia.
Maksudnya kita tahu bahwa anak baru gede sangat cepat untuk menangkap informasi yang di dapatnya, jika informasi itu membawa pengaruh buruk untuk dirinya tentu itu tidak baik untuk dirinya sendiri dan orang lain. Tentunya disitu diperlukan pengawasan dari orang tua.

2.Lupa Akan Waktu
Sebagai mana kita tahu bahwa belakangan ini telah muncul banyak game online. Dari game online ini seseorang bisa saja lupa akan waktu dimana dia terlalu asik akan game yang dimainkannya. Seperti lupa akan kewajibanya sebagai umat beragama, baik itu shalat, ngaji dan lain lain.

3.Merosotnya nilai moral
Kemerosotan nilai moral sangat mungkin sekali terjadi karena dari perkembangan teknologi informasi ini orang bisa cepat memperoleh informasi yang diinginkannya. Contohnya sekarang internet sudah tidak asing lagi di telinga. Dari internet ini seseorang bisa dengan mudahnya mengunduh film porno. Dari film porno ini kemerosotan nilai moral pun bisa terjadi dikalangan warga masyarakat, terutama kaula muda dan pelajar.
Dari wacana di atas kita bisa simpulkan bahwa dari banyaknya pengaruh positif dari teknologi informasi ternyata banyak pula pengaruh negatifnya. Untuk meminimalisasi pengaruh negatif itu tergantung pada diri kita sendiri. Dimana kita harus pintar pintar memanfaatkan kemajuan teknologi informasi ini agar kebudayaan yang dari dulu kita anut, tidak rusak oleh dampak negative dari teknologi informasi itu sendiri.

 


Rabu, 15 Oktober 2014

STANDAR ISO INTERFACE - INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER



Standar ISO Interface IMK

ISO / TR 16982:2002                  
ISO / TR 16982:2002 (” Ergonomi manusia-sistem interaksi-Kegunaan metode yang berpusat pada manusia yang mendukung desain “) adalah standar yang menyediakan informasi tentang metode yang berpusat pada manusia kegunaan yang dapat digunakan untuk desain dan evaluasi. Ini rincian keuntungan, kerugian, dan faktor lain yang relevan untuk menggunakan setiap metode kegunaan. Pengguna utama dari ISO / TR 16982:2002 adalah manajer proyek . Oleh karena itu alamat faktor manusia teknis dan masalah ergonomi hanya sejauh yang diperlukan untuk memungkinkan para manajer untuk memahami relevansi dan penting dalam proses desain secara keseluruhan.
ISO 9241
ISO 9241 adalah multi-bagian standar dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) yang meliputi ergonomi dari interaksi manusia-komputer . Hal ini dikelola oleh ISO Komite Ergonomi 159 dari manusia-sistem interaksi . Ini pada awalnya berjudul persyaratan ergonomis untuk pekerjaan kantor dengan terminal tampilan visual (VDTs).
Ergonomi Interaksi Manusia Sistem
Standar multipart direvisi adalah nomor dalam seri sebagai berikut:
  • 100 seri: ergonomi Perangkat Lunak
  • 200 seri: proses sistem interaksi manusia
  • 300 seri: Menampilkan layar dan perangkat keras yang terkait
  • 400 seri: perangkat input Fisik – prinsip ergonomi
  • 500 seri: ergonomi Tempat Kerja
  • 600 seri: ergonomi Lingkungan
  • 700 seri: Aplikasi domain – kamar Kontrol
  • 900 seri: interaksi Perabaan dan haptic
Dalam seri tersebut, standar saat ini termasuk bagian-bagian berikut:
  • Bagian 100: Pengantar standar yang terkait dengan ergonomi perangkat lunak
  • Bagian 110: prinsip Dialog
  • Bagian 129: Pedoman individualisasi perangkat lunak
  • Bagian 151: Pedoman Dunia Web interface pengguna luas
  • Bagian 171: Pedoman aksesibilitas perangkat lunak
  • Bagian 210: Manusia-berpusat desain untuk sistem interaktif
  • Bagian 300: Pengantar elektronik persyaratan tampilan visual
  • Bagian 302: Terminologi untuk menampilkan visual elektronik
  • Bagian 303: Persyaratan untuk menampilkan visual elektronik
  • Bagian 304: Pengguna metode uji kinerja untuk menampilkan visual elektronik
  • Bagian 305: Optical metode uji laboratorium untuk menampilkan visual elektronik
  • Bagian 306: metode penilaian Lapangan untuk menampilkan visual elektronik
  • Bagian 307: Analisis dan uji kepatuhan metode untuk menampilkan visual elektronik
  • Bagian 308: Permukaan-konduksi elektron-emitor display (SED)
  • Bagian 309 (TR): Organik light-emitting diode (OLED) display
  • Bagian 310 (TR): Visibilitas, estetika dan ergonomi cacat piksel
  • Bagian 400: Prinsip dan persyaratan untuk perangkat input fisik
  • Bagian 410: Desain kriteria untuk perangkat input fisik
  • Bagian 910: Kerangka untuk interaksi taktil dan haptic
  • Bagian 920: Pedoman interaksi taktil dan haptic
ISO 9241-110
(Sebelumnya ISO9241-10, ditarik) Dialog prinsip-prinsip (2006)
Pada tahun 2006, direvisi ISO 9241-10:1996, persyaratan ergonomis untuk pekerjaan kantor dengan terminal tampilan visual (VDTs) – Bagian 10:. Prinsip Dialog
Bagian ini berkaitan dengan prinsip-prinsip ergonomis umum yang berlaku dalam desain dialog antara manusia dan sistem informasi:
  • kesesuaian untuk tugas,
  • kesesuaian untuk belajar,
  • kesesuaian untuk individualisasi,
  • sesuai dengan harapan pengguna,
  • descriptiveness diri,
  • pengendalian, dan
  • kesalahan toleransi.
ISO 9241-210
(Sebelumnya ISO 13407, ditarik) proses desain Manusia-berpusat untuk sistem interaktif (1999)
ISO 9241-210, Ergonomi manusia-sistem interaksi, memberikan panduan tentang sistem interaksi manusia- sepanjang siklus hidup sistem interaktif.
Dengan diperkenalkan pada tahun 2010, ISO 13407 direvisi, Manusia-berpusat desain untuk sistem interaktif.
ISO-9241-302, 303, 305, 307:2008 cacat piksel
Menarik bagi pengguna komputer awam definisi dari flat-panel TV dan cacat memonitor piksel disediakan dalam seri ISO-9241-3xx standar (yang membuat usang ISO 13406-2 ). Ini mengidentifikasi tiga kelas untuk mengukur cacat pixel di monitor panel datar:
  • Kelas 0 panel benar-benar bebas cacat, termasuk tidak piksel penuh atau sub-piksel cacat.
  • Kelas 1 panel mengizinkan atau semua hal berikut:
    • 1 purna terang (“terjebak pada putih”) piksel
    • 1 purna gelap (“terjebak off”) piksel
    • 2 tunggal atau ganda terang atau gelap sub-pixel
    • 3 sampai 5 “terjebak pada” atau “terjebak off” sub-pixel (tergantung pada jumlah masing-masing)
  • Kelas 2 panel mengizinkan atau semua hal berikut:
    • 2 pixel terang penuh
    • 2 gelap piksel penuh
    • 5-10 tunggal atau ganda terang atau gelap sub-pixel (sekali lagi, tergantung pada jumlah masing-masing; tidak lebih dari 5 terang (“terjebak pada”) subpiksel diijinkan).
  • Kelas 3 panel mengizinkan atau semua hal berikut:
    • 5 pixel terang penuh
    • 15 gelap piksel penuh
    • 50 tunggal atau ganda sub-pixel terjebak atau mematikan